Jumat, 18 September 2015
Kabut Asap Riau Makin Bertambah Parah
Hari ini 18/09/2015 genap sudah 16 hari kami warga Riau hidup dalam genangan asap, yang di mulai pada tanggal 02/09/2015.
Sampai detik ini kami khususnya warga Pulau Kijang, belum ada melihat upaya yang di lakukan pemerintah untuk mengurangi asap. Jangankan upaya dari pemerintah, sedikit bantuan untuk masyarakat miskin yang tidak mampu untuk membeli masker belum ada terlihat. Itulah penyebab utama banyaknya korban yang terkena penyakit paru - paru khususnya pernafasan. Karena, saya paham betul keadaan perekonomian di daerah saya. Jangankan untuk membeli masker, untuk membeli sekilo beras saja mereka sudah kewalahan. Apalagi sekarang ini banyak masyarakat yang tidak bisa melakukan aktifitas, karena berbagai macam faktor.
Para nelayan takut mendayung sampannya untuk melaut, karena takut tersesat dan tidak tahu jalan mana yg harus di tempuh, (jadi teringat cerita saudara saya yg tinggal di daerah Tembilahan, tepatnya di desa tanjung siantar. Masyarakat disana jika ingin kepasar tembilahan mereka harus menyebrangi sebuah sungai yang cukup luas, saat mereka ingin menyebrangi sungai untuk pulang ke rumah mereka di tanjung siantar, mereka malah tersesat dan hampir sampai di desa yang bernama Junjangan. Padahal jarak desa Tanjung Siantar dan Junjangan itu sangat jauh.)
Para petani juga menghentikan aktifitasnya dengan alasan, mereka takut, jika salah mengarahkan mata parang yang mereka gunakan. Selain itu, harga panen juga mengalami penurunan yang drastis, sepeti kelapa sawit yang dulunya lebih dari Rp 1000 perkilogramnya, sekarang tinggal Rp 300 an. Kelapa lokal juga mengalami penurunan harga yang sangat drastis, sekarang ini hanya Rp 800 perbijinya, yang dulunya hampir Rp 2000. Bukan hanya tanaman jenis kelapa saja yang mengalami penurunan harga, Karet juga mengalami penurunan.
Saya berharap agar pemerintah setempat khususnya bapak +Joko Widodo agar bisa menolong kami masyarakat Riau, Masyarakat yang kabarnya sudah di cap negara lain sebagai masyarakat yang kuat, hidup dalam gumpalan asap. Sejujurnya kami sudah tidak kuat, harus hidup di dalam gumpalan asap. Namun, apadaya kami. Kami hanya masyarakat yang lemah, kami hanya bisa pasrah dengan keadaan ini, kami pasrah jika kami memang harus mati secara perlahan oleh karena udara yang kami hirup.
Jujur pak, saya pribadi sudah tidak kuat, karena udara yang saya hirup sering kali membuat kepala saya terasa pusing dan hal ini bukan hanya terjadi kepada saya, tapi seluruh teman - teman saya dan masyarakat di sekitar saya.
Berikut ini adalah foto yang baru saya ambil hari ini jam tepatnya 18/09/2015 pada pukul 02:00
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar